Ia tak sanggup 'tuk
berujar. Di setiap kata hanya 'kan permalukan dirinya.
Namun ia dituntut 'tuk
jujur, dan saat dia memberanikan diri, pintu itu tak terbuka untuknya.
Menyesal?
Tidak, mungkin ia hanya diminta untuk bangkit berkali-kali. Sebab ia
tahu yang terbaik akan datang padanya.
Suatu saat, bukan detik ini.
Mungkin
justru ia akan hancur bila memasukinya, atau itu bukan pintu yang tepat untuk
dimasukinya.
Suatu saat, ia akan siap, berbekal kejatuhannya hari ini.
Wahai kawan yang
kusayangi, kau takkan jatuh pada jurang, hanya sebuah kolam kecil yang asin dan
penuh lumut. Kau bisa keluar darinya, dan kembali ke tempatmu meski tubuhmu
basah kuyup dan kotor. Kau hanya perlu membersihkannya, menanggalkan kegelapan
itu dan mengenakan kebaikan yang baru. Kau tahu kau bisa. Jika kau tidak bisa
mendapatkannya di lemarimu, kau bisa membelinya. Bahkan kau bisa meminjamnya
dari sang pemilik segala.
Kau tahu Dia mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar